Rabu, 10 Oktober 2012

Part 1 (Bukit Bintang)

Lanjutannya.. ^_^
Cinta Willy kepada Rini semakin besar namun suka dan kekagumannya kepada Willypun mulai memudar Rini terus-menerus menolak permintaan Willy untuk menjadikannya sebagai pacarnya Willypun kecewa kepada Rini sehingga itu membuat Willy sakit beberapa hari {mungkin} namun terus berlanjut menjadi sampai berminggu-minggu. Sampai akhirnya teman2 meminta kepada Rini untuk menjenguk Willy.
Siang itu Rini dan Bu Luna datang kerumah Willy untuk menjenguknya tak keitnggalan Chika dan amelpun turut ikut ke rumah Willy
“selamat siang”ucap Rini setelah dibukakan pintu oleh seorang gadis remaja yang cantik dan memiliki mata yang sama dengan Willy
“selamat siang, o... kak Rini sudah lama tidak bertemu mari silahkan masuk!”ucap gadis itu sopan dengan tutur kata yang lembut
(penjelasan maksud dari “sudah lama tidak bertemu”dulu Rini juga pernah kerumah Willy namun itu sudha lama ketika smp kelas 2 ia pergi kerumah Willy untuk mengerjakan tugas kelompok saat itu ia senang sekali berbeda dengan rasanya yang sekerang ini jarak rumah wally memang dekat dengan rumah Rini hanya berjarak dua blok tapi mereka baru kenal ketika kelas 2 SMP karena Rini agak tertutup dengan lingkungan luar).
“kak wahyu ada dikamarnya” Fitri itulah nama adik Willy ia seperti tidak melihat beberapa guru yang sejak tadi mengikuti Rini masuk dan duduk didalam rumah yang besar dan sepi itu
“bu luna, ini Fitri adiknya Willy, Fit ini Bu Luna guru matematikanya Willy sekaligus wali kelas kita dan ini amel dan chika sahabtku” terang Rini
“kalau kak amel sama kak chika Aku sudah tahu dulu kan pernah ketemu”
“sebaiknya langsung kekamar kak Willy saja dia sedang istirahat di kamar”
“ya udah mel, chik kalian antar Bu luna masuk kekamar Willy gih, gue mau kebelakang dulu!”
“Fit gue boleh minjem kamar mandi lo kan?”
“boleh kok. kakak tahu kan tempatnya?”
“ia gue tahu kok!”
Rini pergi ke kamar mandi berjalan perlahan tapi pasti menuju kamar mandi tiba-tiba langkahnya terhenti dia melihat 1 ruangan karena rasa penasarannya yang selalu tinggi dia membuka ruang itu hannya sebuah studio kecil tertata rapi 1 set peralatan band ada beberapa foto Willy dan sebuah foto di buffet foto dengan wajah dan senyum yang tak asing baginya gambarnya mirip dengan wajahnya
“foto ini!... Dari mana Willy dapet foto ini? Inikan foto waktu gue pergi rekreasi ma temen-temen ke jogja bukannya dia enggak ikut ke jogja waktu itu?” tanda tanya besar keluar dari kepala Rini membuatnya bingung dan selalu semakin bingung dengan semua ini keinginananya bertanya langsung pada Willy lebih besar dari pada rasa inginnya pergi ke kamar mandi . kahirnya dia putuskan untuk pergi ke kamar dan langsung bertanya tapi setelah semua pergi
“ya udah Willy, kalau kamu sudah bisa masuk ke sekolah, cepatlah masuk” ucap bu luna sereya berdiri dari tempat duduknya
“baik bu mungkin 2 hari lagi saya sudah bisa masuk”
“loh bu luna sudah mau pulang?” tanya Rini yang sedikit heran karena melihat buluna seperti berpamitan
“iya Rin ibu masih ada kepentingan lain jadi ibu harus pulang lebih dulu. Baik saya permisi dulu assalamualaikum”dan bu luna berlalu dengan senyumnya yang selalu manis keluar dari kamar sekarang tinggal Aku, chika, amel, Fitri dan wily diruangan itu
“gue seneng lo mau jenguk gue”ucap Willy menawali pembicaraan
“gue benci harus jenguk lo” jawab Rini agak jutek
“aduh haus, mel lo haus juga kan?” ucap chika tiba-tiba
“eh apa? Iya gue juga haus”jawab amel agak bongung
“fit anteRin kita dong bikin minuman kan ngak enak kalo seenaknya sendiri dirumah orang”
“oh... iya kak ayo!” jawab Fitri
“eh kalian mau kemana?”
“kan udah gue bilang tadi kita mau bikin minum lo di sini aja temenin Willy kita ngak bakal lama kok”
“ngak... gue ikut”
“eh Rin kalo ikut malah bikin dapur makin sempit tauk. Udah nurut aja napa sukanya protes mulu” ujar chika sambil keluar dan menutup pintu diikuti Fitri dan amel
“Rin gue mau ngomong!”
“apa soal pernyataan cinta lo?”
“ngak hanya itu... sumpah Rin gue beneran sayang sama lo!... (degh...degh...degh hati Rini berdebar tak seperti biasanya ketika menolak wahyu atau mendapat pernyataan cinta wahyu hari ini berbeda, sejenak mereka berdua terdiam) ni!” sambil menjulurkan sebuah kotak kado berwarna pink
“apa ini?” tanyaku seraya mengambil kotak itu dari tangan Willy
“buka aja nanti lo juga akan tahu ...uhukk...uhukk...uhuk..” ucapnya disertai batuk yang menggelegar
“ni minum” ucap Rini sambil memberikan segelas minum hal yang saat ini dibutuhkan Willy
“makasih” ucap Willy Rinipun pergi ke sebuah sofa yang berdiam tak jauh dari ranjang Willy ia mulai membuka hal pertama yang ia lihat adalah sebuah boneka kecil yang sama dengan miliknya dulu bukan sama tapi itu memang boneka yang pernah ia miliki dulu
“boneka ini?” dan masih terus menjelajahi kotak pink itu
“inikan fotoku waktu kerja kelompok”
“terus ini... foto kita? sejak kapan gue foto bareng ma lo?”
“yang mana?”
“ini” sambil menunjukkan sebuah foto
“oh... itu hanya editan, gue yang ngedit gimana menurut lo?”
“jelek”jawab Rini singkat
“mmmm”Willy hanya bergumam mendengar
“Rin gue beneran cinta ma lo kalo lo ngak terima cinta gue.... (Willy terdiam, wajah Rini penasaran dengan apa kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut Willy) gue ngak tahu apa yang akan terjadi jika ngak ada lo di hidup gue... beneran gue sayang sama lo plis tolong terima gue”keduanya terdiam tanpa ada perkataan hanya dua hati ini yang bisa merasakan manis pahitnya cinta dan penghianatan
“fiuh... (Rini menghembuskan nafasnya) Will memang kalo cinta harus jadi pacar engak kan atau kalau cinta lo harus nikah ngak kan jadi meskipun kita mencintai kita tak selamanya harus bisa memiliki”
“maksud kata-kata lo itu... (keduanya terdiam sejenak) gue tanya lo! Apa lo benci gue?”
(theng... Rini bingung harus menjawab apa pertanyaan ini... dia benci? Tidak, dia cinta? Mungkin tapi dia tidak mau Willy tahu hal itu! Bingung kan? Yang nulis apa lagi!.. semakin bingung!)
“Rin jawab apa lo benci gue? Katakan apa yang lo benci dari gue! Gue akan merubah hal yang lo benci itu!”
“lo pikir lo bisa ngerubah hal itu? Gue ngak benci ama lo tapi gue benci diri gue sendiri karena terlalu mencintai lo!” theng... kata-kata terakhir keluar secara spontan dari mulut Rini yang tidak dapat di tahan
Bodoh napa lo ngomong gitu sih bodoh... bodoh... ucap Rini dalam hati
“terus kenapa lo ngak nerima gue? Oh... gue tahu... karena perjanjian itu kan?”degh...
“dari mana lo tahu tentang perjanjian itu?”
“Rin gue tahu semua hal tentang lo”
“semua? Terus kenapa lo masih mengharapkan gue jadi pacar lo? Padahal, lo tahu konsekuensinya dan akibatnya buat gue dan juga lo sendiri?”
“karena gue cuman cinta sama lo dan hanya lo, ngak ada yang lain dan ngak bakalan ada.!”
“apa lo yakin?” tanya Rini dengan mata mulai penuh dengan air yang tidak mau turun
Willy bangun dari tempat tidurnya dengan tenaga yang masih tersisa Willy menghampiri Rini
“gue sangat yakin” ucapnya tepat didepan muka Rini! saking dekatnya hidung mereka sempat bersentuhan
“katakan apa yang bisa membuat gue yakin sama lo?”
“lo udah lupa kalo... (Willy tak melanjutkan kata-katanya)”
“kalo apa?”
BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar